Powered By Blogger

Minggu, 29 November 2015

Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris di Indonesia


MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR

“ Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris”




Disusun Oleh :
NAMA            : Angela Tesalonika Christy
NPM               : 10315757
KELAS            : 1TA07

                        
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO



KATA PENGANTAR

               
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris” dengan tepat  waktu.
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Prasangka, Diskriminasi,dan Etnosentris. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Depok, 29 November 2015



                                                                                                                                                                                                                                                                              Penyusun  






DAFTAR ISI

1.       Kata Pengatar ……………………………………………………………….. 2
2.       Daftar Isi ……………………………………………………………………. 3
3.       BAB I Pendahuluan ………………………………………………………. 4
1.1   Latar Belakang ………………………………………………….. 4
1.2   Rumusan Masalah ………………………………………………. 4
1.3   Tujuan Pembelajaran ………………………………………….. 4
4.       BAB II Pembahasan ………………………………………………………... 5
2.1   Pengertian dari Prasangka……………………………………….5
2.2   Pengertian dari Diskriminasi serta perbedaan Diskriminasi langsung dan tak langsung….5
2.3   Perbedaan dari Prasangka dan Diskriminasi……………………5
2.4   Jenis-jenis Prasangka menurut John E. Farley …………………7
2.5   Bentuk-bentuk Diskriminasi …………………………………..7
2.6   Penyebab timbulnya Prasangka dan Diskriminasi …………… 8
2.7   Cara Untuk Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi...........8
2.8   Pengertian Etnosentris ……………………………………….9
2.9   Penjelasan tentang Etnosentris ……………………………….9
5.       BAB III Penutup ……………………………………………………….. 10
3.1   Kesimpulan…………………………………………………..10
3.2   Saran ………………………………………………………. 10
6.       Daftar Pustaka ………………………………………………………… 11



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                        
Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi. Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.

1.1   Rumusan Masalah
2.1   Apa pengertian dari Prasangka ?
2.2   Apa pengertian dari Diskriminasi serta perbedaan Diskriminasi langsung dan tak langsung ?
2.3   Apa perbedaan dari Prasangka dan Diskriminasi ?
2.4   Apa saja jenis-jenis Prasangka menurut John E. Farley ?
2.5   Apa saja bentuk-bentuk dari Diskriminasi ?
2.6   Apa penyebab  timbulnya Prasangka dan Deskriminasi ?
2.7   Apa upaya untuk mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi ?
2.8   Apa pengertian dari Etnosentris ?
2.9   Apa saja gambaran atau penjelasan tentang Etnosentris ?

1.2   Tujuan Pembelajaran
3.1   Untuk mengetahui apa itu Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris yang sering terjadi dimasyarakat, khususnya di Indonesia.
3.2   Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan timbulnya masalah seperti Prasangka dan Diskriminasi
3.3   Untuk mengetahui cara mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi diantara manusia.
3.4   Untuk lebih membuka pandangan kita agar tidak ada Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris dalam diri kita masing-masing.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Prasangka

Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.

2.2   Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi


2.3   Perbedaan dari Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku.
Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain.
Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena sikap yang diambil hanya berdasarkan   pada pengalaman atau apa yang didengar. Apabila muncul sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, maka  akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih luas yang akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup besar dalam berbagai aspek.

Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

Konflik
Konflik merupakan  suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.       Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2.       Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,  masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.       Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.       Elimination; yaitu pengunduran diri salah  satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.        Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.       Mjority Ruleartinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.        Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.       Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.        Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

2.4   Jenis-jenis Prasangka menurut John E. Farley
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori, sebagai berikut :
·         Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
·         Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
·         Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.


2.5   Bentuk-bentuk Diskriminasi
Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk:
·         Dari struktur upah,
·         Cara penerimaan karyawan,
·         Strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau
·         Kondisi kerja secara umum yang bersifat diskriminatif.


2.6   Penyebab timbulnya Prasangka dan Diskriminasi

a)      Latar belakang sejarah
Orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif  terhadap orang negro. Orang kulit putih beranggapan bahwa orang negro adalah budak dan orang berkulit putih adalah Tuan rajanya.

b)      Perkembangan sosio, kultural, dan situasional
Sifat prasangka akan muncul dan berkembang apabila terjadi kesenjangan sosial kepada masyarakt sekitar.

c)       Bersumber dari  faktor kepribadian
Keadaan frustasi dari orang ataupun kelompok sosial tertentu dapat menimbulkan tingkah laku yang cukup agresif. Tipe prasangka lebih dominan disebabkan karena sikap orang itu tersendiri. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan bersifat tertutup.

d)      Perbedaan  keyakinan, kepercayaan dan agama
Prasangka diatas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal.


2.7   Cara Untuk Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

a.)    Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pemerataan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan merupakan cara cukup baik mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial antara masyarakat menengah kebawah dengan menengah keatas

b.)    Perluasan kesempatan belajar
Usaha pemerintah untuk melakukan pemerataan kesejahteraan dalam bidang pendidikan sudah dilakukan, misalnya saja dana APBN yang sudah mencapai 20% untuk dunia pendidikan, Wajib Belajar (WAJAR) selama 9 tahu, dll.

c.)     Sikap terbuka dan sikap lapang dada
Sikap terbuka dan lapang dada untuk menerima kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat Indonesia. Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.


2.8   Pengertian Etnosentris

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes. 


2.9   Penjelasan tentang Etnosentris

Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan  mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai, dipandang  sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya.

Integritas Nasional
                                                                                                                                         
Istilah integrasi nasional berasal dari 2 kata yaitu intgrasi dan nasional. Istilah integrasi ialah pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh. Istilah nasional ialah kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita – cita nasional, keturunan, budaya, agama, wilayah/daerah dan sebagainya.
Integrasi nasional adalah kesatuan dan persatuan bangsa. Dimana integrasi nasional tidak dapat diwujudkan dengan mudah, maka bangsa Indonesia harus memperjuangkannya.


BAB III

PENUTUP



3.1   Kesimpulan

Prasangka tidak selamanya dalam hal yang negative. Prasangka, Diskiminasi, serta Etnosentris tidak akan terjadi apabila kita selalu berpikir positif terhadap satu sama lain, terbuka, dan lapang dada dalam menerima masukkan yang wajar dari orang lain.

3.2   Saran

Selalu berpikir positif, lapang dada terhadap segala sesuatu.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar