MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“ BUDAYA
BATIK DALAM PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN INDONESIA”
Disusun
Oleh :
NAMA : Angela Tesalonika Christy
NPM : 10315757
KELAS : 1TA07
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Budaya Batik dalam
Pembanguna dan Perkembangan Indonesia” dengan tepat waktu.
Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang batik dan peranannya dalam
membangun negara kita. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Depok,
16 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
1.
Kata
Pengatar ……………………………………………………...……………………………….. 2
2.
Daftar Isi ...…………………………………………………………………………………………. 3
3.
BAB I
Pendahuluan ………………………………………………..………………………………. 4
1.1
Latar
Belakang ……………………………...………………………………………….. 4
1.2
Rumusan
Masalah ……………………...………………………………………………. 5
1.3
Tujuan
Pembelajaran ………………….....…………………………………………….. 5
4.
BAB II
Pembahasan ……………………………...………………………………………………... 6
2.1
Daya
tarik budaya batik menjadi suatu budaya yang bertaraf Internasional ... 6
2.2
Sebelum budaya Batik
menjadi budaya Internasional ..... 6
2.3
Sesudah
budaya Batik menjadi budaya Internasional ….. 7
2.4
Cara
melestarikan budaya batik yang sudah bertaraf Internasional .... 7
5.
BAB III Penutup
…..……………………………………………………………………………….. 8
3.1
Kesimpulan
…………………………………………………………………………….. 8
3.2
Saran
…………………………………………………………………………...………. 8
6.
Daftar Pustaka
………………..……………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada zaman ini pembangunan dan
perkembangan budaya nasional sangat diperlukan. Pembangunan dengan berwawasan
budaya dapat pula di katakan pembangunan tersebut secara timbal balik harus
mampu melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, misalnya, budaya batik.
Budaya batik awalnya dianggap sebagai budaya nasional karena
batik memiliki corak dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Tradisi membatik pada mulanya merupakan
tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali
berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan
status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Perkembangan batik tentunya ada pengaruh dari masyarakat
dahulu yang turun temurun, sebagaimana diteliti, batik Indonesia berhubungan
erat dengan kerajaan Majapahit. Batik mulai berkembang pada abad ke-18 dan
ke-19 (di pulau Jawa).
Mulanya batik itu hanya berkembang di lingkungan keraton
saja, yang dikerjakan dan digunakan oleh warga di lingkungan keraton saja.
Sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu, dengan kata lain batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan
sampai saatn ini, beberapa motif batik tradisional dipakai oleh keluarga
Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Lama-kelaman batik meluas sampai keluar dari
lingkungan keraton, yang menjadi pekerjaan wanita rumah tangga untuk mengisi
waktu senggang mereka, akhirnya batik yang dulunya hanya digunakan oleh
masyarakat keraton, setelah itu meluas dan digunakan oleh seluruh
masyarakat. Tahap perkembangan batik di indonesia pun melalui beberapa
tahap yaitu tahap pertama pada zaman majapahit, zaman penyebaran islam,
munculnya pembatikan di Indonesia, pembuatan batik diluar Jawa, dan sampai
batik dikenal oleh dunia internasional.
Perwakilan RI di negara anggota Tim Juri (Subsidiary
Body), yaitu di Persatuan Emirat Arab, Turki, Estonia, Mexico, Kenya dan Korea
Selatan serta UNESCO-Paris, memegang peranan penting dalam memperkenalkan batik
secara lebih luas kepada para anggota Subsidiary Body, sehingga mereka lebih
seksama mempelajari dokumen nominasi Batik Indonesia. UNESCO mencatat Batik
Indonesia dan satu usulan lainnya dari Spanyol merupakan dokumen nominasi
terbaik dan dapat dijadikan contoh dalam proses nominasi mata budaya tak-benda
di masa mendatang.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan
simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai
meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa
keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kainbatik.
UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober
2009.
UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah
memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan
rakyat Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
2.1
Apa
yang menjadi daya tarik dari budaya batik sehingga budaya batik bisa menjadi
suatu budaya yang bertaraf internasional ?
2.2
Apa pengaruh yang
ditimbulkan dari budaya batik sebelum budaya batik menjadi budaya Internasional
?
2.3
Apa
pengaruh yang ditimbulkan dari budaya
batik sesudah budaya batik menjadi budaya Internasional ?
2.4
Bagaimana
cara melestarikan dan mengembangkan budaya batik agar tetap menjadi budaya
bertaraf internasional yang disukai banyak negara dan negara kita sendiri ?
1.3 Tujuan Pembelajaran
3.1
Untuk
mengetahui bahwa budaya batik berdampak
dalam perubahan sosial masyarakat Indonesia.
3.2
Untuk
menjadi acuan menjaga dan melestarikan budaya kita yang dikagumi oleh negara
lain.
3.3
Untuk
lebih membuka pandangan kita bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan indah
yang sangat bernilai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Daya tarik budaya batik menjadi suatu budaya yang bertaraf
Internasional
UNESCO
secara resmi mengakui Batik sebagai suatu budaya yang bertaraf Internasional,
tentunya ada alasan dibalik peresmian tersebut. UNESCO memasukkan
Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria,
antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia.
Selain itu, UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol
budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai
meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa
keberuntungan, dan bahkan yang meninggal ditutup dengan kain batik.
UNESCO
mencatat Batik Indonesia dan satu usulan lainnya dari Spanyol merupakan dokumen
nominasi terbaik dan dapat dijadikan contoh dalam proses nominasi mata budaya
tak-benda di masadatang.
2.2
Sebelum budaya Batik menjadi budaya Internasional
Sebelum budaya
batik diresmikan menjadi budaya yang bertaraf Internasional, terdapat berbagai
hal sebagai berikut :
1.
Awalnya batik
memiliki ragam corak dan warna yang terbatas
2.
Batik hanyalah sebuah kesenian
gambar diatas sebuah kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
raja-raja Indonesia zaman dahulu.
3.
Batik terbatas masih menjadi
budaya nasional.
4.
Sebelum menjadi budaya
internasional, semangat mempatenkan motif batik di daerah-daerah masih
sangatlah minim, tidak heran sangat mudah Malaysia mencuri kebudayaan
Indonesia.
5.
Dari sisi teknologi, para
pengusaha industri batik umumnya belum melakukan perbaikkan sistem dan teknik
produksi agar lebih produktif dan mutunya bisa sama dengan lembar kain batik.
6.
Pemakaian zat warna alam yang
masih belum mendapat hasil stabil satu sama lain.
2.3
Sesudah budaya Batik menjadi
budaya Internasional
Sesudah UNESCO meresmikan budaya
batik menjadi budaya Internasional, terjadi berbagai dampak positif bagi bangsa
Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1.
Budaya Batik
berpengaruh pada pertumbuhan dan pengembangan perekonomian nasional. Pasar
ekspor batik terbaru mencapai 187,74 juta dollar AS per tahun.
2.
Indonesia memiliki
banyak negara untuk mengekspor batik Indonesia yang dari tahun ke tahun jumlah
permintaan yang selalu meningkat. Negara-negara tersebut antara lain adalah
Amerika Serikat (81,38 juta dollar AS), Korea Selatan (12,24 juta dollar AS),
dan lain-lain.
3.
Pemerintah secara
resmi telah memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Inventaris Mata Budaya
Indonesia.
4.
Adanya pembangunan,
salah satunya seperti pembangunan Galeri Batik Indonesia. Kementrian kebudayaan
dan Pariwisata bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mendirikan
galeri batik di Museum Tekstil Jakarta.
5.
Museum Tekstil sudah
lebih berkembang dari sebelumnya.
6.
Perkembangan dari
pengaruh asing dalam warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix.
7.
Bangsa penjajah Eropa
juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang
sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa
oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan
mereka seperti warna biru.
8.
Batik tradisonal
tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat,
karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
9.
Munculnya semangat
mepatenkan budaya batik Indonesia.
10.
Sistem produksi batik
mulai diperbaiki, dan mutu dari batik sudah lebih diperhatikan.
2.4
Cara melestarikan dan
mengembangkan budaya batik yang sudah bertaraf Internasional
Agar budaya batik
Indonesia tetap terjaga, maka dari itu diperlukan langkah-langkah atau
cara-cara dalam melestarikan dan mengembangkan budaya batik tersebut,
cara-caranya antara lain sebagai berikut :
1.
Adanya
kesadaran dalam diri sendiri.
2.
Menanamkan
rasa cinta kepada Indonesia serta budaya-budaya yang ada di Indonesia.
3.
Selalu
berpartisipasi memakai batik, khususnya pada hari batik nasional. Bukan
berdasarkan kewajiban, tetapi buatlah sebagai suatu bukti kecintaan kita
terhadap Indonesia dan budaya kita sendiri.
4.
Ikut
berperan dalam mempromosikan lebih lagi kebudayaan batik ke negara-negara lain,
seperti pada saat mengikuti suatu ajang internasional buatlah batik sebagai
pakaian utama.
5.
Pemerintah
agar lebih mempromosikan batik seperti, mengadakan acara-acara pameran batik
besar-besaran. Bukan hanya rakyat Indonesia yang dapat berkunjung, tapi semua
orang asing yang Indonesia.
6.
Kementrian
Kebudayaan agar lebih lagi tegas dalam mempertahankan batik dalam pasal-pasal
yang berlaku, agar batik tetap menjadi milik Indonesia dan tidak akan dicuri
oleh negara lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Batik merupakan budaya Indonesia yang sangat unik dan merupakan
kekayaan budaya yang sangat harus dilestarikan dan dibudidayakan, khususnya
dalam negeri kita sendiri. Kini Batik telah dapat digunakan oleh semua orang.
Corak dan warna dari batikpun sudah tidak terbatas, bahkan ada berbagai
pengaruh asing, namun keberadaan batik tradisional tetap dipertahankan. Batik
juga merupakan salah satu solusi untuk mendongkrak devisa negara kita melalui
revitalisasi industri kecil dan menengah. Kain batik merupakan kain universal
yang terdapat di berbagai negara, walaupun begitu, dunia mengakui bahwa batik
berkembang pesat di Indonesia.
3.2
Saran
Masyarakat dalam negeri
diharapkan agar lebih mencintai produk-produk dalam negeri, bukan hanya sekedar
membeli produk sendiri tetapi sebagai kecintaan kita kepada negara kita. Setiap
budaya nasional yang kita cintai, pasti kita akan melestarikannya, agar
kita selalu memilki kesenian yang telah dimilki Indonesia sejak dulu.
DAFTAR PUSTAKA
2.
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/10/Galeri-Batik-Indonesia-ada-di-museum-tekstill#.ViCqUudXfCQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar