Powered By Blogger

Minggu, 15 November 2015

Pembangunan dan Perkembangan Budaya Nasional


MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR


“ BUDAYA BATIK DALAM PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN INDONESIA








Disusun Oleh :
NAMA            : Angela Tesalonika Christy
NPM               : 10315757
KELAS            : 1TA07

                        
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO


KATA PENGANTAR

               
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Budaya Batik dalam Pembanguna dan Perkembangan Indonesia” dengan tepat  waktu.
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang batik dan peranannya dalam membangun negara kita. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Depok, 16 Oktober 2015



                                                                                                                                                                                                                                                                                      Penyusun  





DAFTAR ISI

1.       Kata Pengatar ……………………………………………………...……………………………….. 2
2.       Daftar Isi ...…………………………………………………………………………………………. 3
3.       BAB I Pendahuluan ………………………………………………..………………………………. 4
1.1   Latar Belakang ……………………………...………………………………………….. 4
1.2   Rumusan Masalah ……………………...………………………………………………. 5
1.3   Tujuan Pembelajaran ………………….....…………………………………………….. 5
4.       BAB II Pembahasan ……………………………...………………………………………………... 6
2.1   Daya tarik budaya batik menjadi suatu budaya yang bertaraf Internasional ... 6
2.2   Sebelum budaya Batik menjadi budaya Internasional ..... 6
2.3   Sesudah budaya Batik menjadi budaya Internasional ….. 7
2.4   Cara melestarikan budaya batik yang sudah bertaraf Internasional .... 7
5.       BAB III Penutup …..……………………………………………………………………………….. 8
3.1   Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 8
3.2   Saran …………………………………………………………………………...………. 8
6.       Daftar Pustaka ………………..……………………………………………………………………. 9





BAB I
PENDAHULUAN



1.1   Latar Belakang
Pada zaman ini pembangunan dan perkembangan budaya nasional sangat diperlukan. Pembangunan dengan berwawasan budaya dapat pula di katakan pembangunan tersebut secara timbal balik harus mampu melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, misalnya, budaya batik.
Budaya batik awalnya dianggap sebagai budaya nasional karena batik memiliki corak dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Perkembangan batik tentunya ada pengaruh dari masyarakat dahulu yang turun temurun, sebagaimana diteliti, batik Indonesia berhubungan erat dengan kerajaan Majapahit. Batik mulai berkembang pada abad ke-18 dan ke-19 (di pulau Jawa).
Mulanya batik itu hanya berkembang di lingkungan keraton saja, yang dikerjakan dan digunakan oleh warga di lingkungan keraton saja. Sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu, dengan kata lain batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saatn ini, beberapa motif batik tradisional dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Lama-kelaman batik meluas sampai keluar dari lingkungan keraton, yang menjadi pekerjaan wanita rumah tangga untuk mengisi waktu senggang mereka, akhirnya batik yang dulunya hanya digunakan oleh masyarakat keraton, setelah itu meluas dan digunakan oleh seluruh masyarakat.  Tahap perkembangan batik di indonesia pun melalui beberapa tahap yaitu tahap pertama pada zaman majapahit, zaman penyebaran islam, munculnya pembatikan di Indonesia, pembuatan batik diluar Jawa, dan sampai batik dikenal oleh dunia internasional.
Perwakilan RI di negara anggota ­­Tim Juri (Subsidiary Body), yaitu di Persatuan Emirat Arab, Turki, Estonia, Mexico, Kenya dan Korea Selatan serta UNESCO-Paris, memegang peranan penting dalam memperkenalkan batik secara lebih luas kepada para anggota Subsidiary Body, sehingga mereka lebih seksama mempelajari dokumen nominasi Batik Indonesia. UNESCO mencatat Batik Indonesia dan satu usulan lainnya dari Spanyol merupakan dokumen nominasi terbaik dan dapat dijadikan contoh dalam proses nominasi mata budaya tak-benda di masa men­­­­­datang.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kainbatik. 
UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia.
1.2   Rumusan Masalah
2.1   Apa yang menjadi daya tarik dari budaya batik sehingga budaya batik bisa menjadi suatu budaya yang bertaraf internasional ?
2.2   Apa pengaruh yang ditimbulkan dari budaya batik sebelum budaya batik menjadi budaya Internasional ?
2.3   Apa pengaruh  yang ditimbulkan dari budaya batik sesudah budaya batik menjadi budaya Internasional ?
2.4   Bagaimana cara melestarikan dan mengembangkan budaya batik agar tetap menjadi budaya bertaraf internasional yang disukai banyak negara dan negara kita sendiri ?

1.3   Tujuan Pembelajaran
3.1   Untuk mengetahui bahwa  budaya batik berdampak dalam perubahan sosial masyarakat Indonesia.
3.2   Untuk menjadi acuan menjaga dan melestarikan budaya kita yang dikagumi oleh negara lain.
3.3   Untuk lebih membuka pandangan kita bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan indah yang sangat bernilai.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Daya tarik budaya batik menjadi suatu budaya yang bertaraf Internasional
UNESCO secara resmi mengakui Batik sebagai suatu budaya yang bertaraf Internasional, tentunya ada alasan dibalik peresmian tersebut. UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia. Selain itu, UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan bahkan yang meninggal ditutup dengan kain batik. 
UNESCO mencatat Batik Indonesia dan satu usulan lainnya dari Spanyol merupakan dokumen nominasi terbaik dan dapat dijadikan contoh dalam proses nominasi mata budaya tak-benda di masa­­­­­datang.

2.2   Sebelum budaya Batik menjadi budaya Internasional
Sebelum budaya batik diresmikan menjadi budaya yang bertaraf Internasional, terdapat berbagai hal sebagai berikut :
1.       Awalnya batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas
2.       Batik hanyalah sebuah kesenian gambar diatas sebuah kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan raja-raja Indonesia zaman dahulu.
3.       Batik terbatas masih menjadi budaya nasional.
4.       Sebelum menjadi budaya internasional, semangat mempatenkan motif batik di daerah-daerah masih sangatlah minim, tidak heran sangat mudah Malaysia mencuri kebudayaan Indonesia.
5.       Dari sisi teknologi, para pengusaha industri batik umumnya belum melakukan perbaikkan sistem dan teknik produksi agar lebih produktif dan mutunya bisa sama dengan lembar kain batik.
6.       Pemakaian zat warna alam yang masih belum mendapat hasil stabil satu sama lain.

2.3   Sesudah budaya Batik menjadi budaya Internasional
Sesudah UNESCO meresmikan budaya batik menjadi budaya Internasional, terjadi berbagai dampak positif bagi bangsa Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1.       Budaya Batik berpengaruh pada pertumbuhan dan pengembangan perekonomian nasional. Pasar ekspor batik terbaru mencapai 187,74 juta dollar AS per tahun.
2.       Indonesia memiliki banyak negara untuk mengekspor batik Indonesia yang dari tahun ke tahun jumlah permintaan yang selalu meningkat. Negara-negara tersebut antara lain adalah Amerika Serikat (81,38 juta dollar AS), Korea Selatan (12,24 juta dollar AS), dan lain-lain.
3.       Pemerintah secara resmi telah memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Inventaris Mata Budaya Indonesia.
4.       Adanya pembangunan, salah satunya seperti pembangunan Galeri Batik Indonesia. Kementrian kebudayaan dan Pariwisata bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mendirikan galeri batik di Museum Tekstil Jakarta.
5.       Museum Tekstil sudah lebih berkembang dari sebelumnya.
6.       Perkembangan dari pengaruh asing dalam warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix.
7.       Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.
8.       Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
9.       Munculnya semangat mepatenkan budaya batik Indonesia.
10.   Sistem produksi batik mulai diperbaiki, dan mutu dari batik sudah lebih diperhatikan.


2.4   Cara melestarikan dan mengembangkan budaya batik yang sudah bertaraf Internasional

Agar budaya batik Indonesia tetap terjaga, maka dari itu diperlukan langkah-langkah atau cara-cara dalam melestarikan dan mengembangkan budaya batik tersebut, cara-caranya antara lain sebagai berikut :
1.       Adanya kesadaran dalam diri sendiri.
2.       Menanamkan rasa cinta kepada Indonesia serta budaya-budaya yang ada di Indonesia.
3.       Selalu berpartisipasi memakai batik, khususnya pada hari batik nasional. Bukan berdasarkan kewajiban, tetapi buatlah sebagai suatu bukti kecintaan kita terhadap Indonesia dan budaya kita sendiri.
4.       Ikut berperan dalam mempromosikan lebih lagi kebudayaan batik ke negara-negara lain, seperti pada saat mengikuti suatu ajang internasional buatlah batik sebagai pakaian utama.
5.       Pemerintah agar lebih mempromosikan batik seperti, mengadakan acara-acara pameran batik besar-besaran. Bukan hanya rakyat Indonesia yang dapat berkunjung, tapi semua orang asing yang Indonesia.
6.       Kementrian Kebudayaan agar lebih lagi tegas dalam mempertahankan batik dalam pasal-pasal yang berlaku, agar batik tetap menjadi milik Indonesia dan tidak akan dicuri oleh negara lain.



BAB III

PENUTUP


3.1   Kesimpulan

Batik merupakan budaya Indonesia yang sangat unik dan merupakan kekayaan budaya yang sangat harus dilestarikan dan dibudidayakan, khususnya dalam negeri kita sendiri. Kini Batik telah dapat digunakan oleh semua orang. Corak dan warna dari batikpun sudah tidak terbatas, bahkan ada berbagai pengaruh asing, namun keberadaan batik tradisional tetap dipertahankan. Batik juga merupakan salah satu solusi untuk mendongkrak devisa negara kita melalui revitalisasi industri kecil dan menengah. Kain batik merupakan kain universal yang terdapat di berbagai negara, walaupun begitu, dunia mengakui bahwa batik berkembang pesat di Indonesia.


3.2   Saran
Masyarakat dalam negeri diharapkan agar lebih mencintai produk-produk dalam negeri, bukan hanya sekedar membeli produk sendiri tetapi sebagai kecintaan kita kepada negara kita. Setiap budaya nasional yang kita cintai, pasti kita akan melestarikannya, agar kita selalu memilki kesenian yang telah dimilki Indonesia sejak dulu.



DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar