Powered By Blogger

Minggu, 15 November 2015

Pengaruh TI terhadap Pemuda/Pemudi Indonesia




MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR

“Media Sosial diKalangan Pemuda/Pemudi di Indonesia”
  






Disusun Oleh :
NAMA            : Angela Tesalonika Christy
NPM               : 10315757
KELAS            : 1TA07

                        
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO



KATA PENGANTAR

               
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Media Sosial diKalangan Pemuda/Pemudi di Indonesia” dengan tepat  waktu.
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengaruh IT khususnya Media Sosial yang semakin hari semakin digilai dikalangan pemuda/pemudi di Indonesia. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu  diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Depok, 14 November 2015



                                                                                                            Penyusun  





DAFTAR ISI

1.      Kata Pengantar.........…………………………………………………………………….. 2
2.      Daftar Isi……...…………………………………………………………………………. 3
3.      BAB I Pendahuluan ………….....……………………………………………………….. 4
1.1  Latar Belakang ……..……………………………………………………….. 4
1.2  Rumusan Masalah …………………………………………………..………. 5
1.3  Tujuan Pembelajaran ………………………………...…………………….…5
4.      BAB II Pembahasan ……………………………………......…………………………... 6
2.1  Pengertian Media Sosial………………………....…………………………... 6
2.2  Ciri-ciri Media Sosial ……………….………………………………….…… 6
2.3  Daya Tarik dari Media Sosial…………………………….......……………….6
2.4  Media Sosial dikalangan generasi muda Indonesia ………........……….6
2.5  Dampak Positif dari Media Sosial bagi generasi muda di Indonesia…….8
2.6  Dampak negative dari Media Sosial bagi generasi muda di Indonesia.…9
2.7  Cara Mencegah ketergantungan terhadap media sosial……..…....11
2.8  Mengatasi dampak buruk dari media sosial...…………….11
5.      BAB III Penutup …………………………………...……………………………………13
3.1  Kesimpulan ………………..………………………………………………...13
3.2  Saran ……........……………………………………………………………..13
6.      Daftar Pustaka ……….…………....…………………………………………………….14




BAB I
PENDAHULUAN



1.1   Latar Belakang
Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalanganpemuda/pemudi, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan pemuda/pemudi antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para pemuda/pemudi betah berlama-lama berselancar di dunia maya.
Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.
Para pengguna media sosial pun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Oleh sebab itu, pada makalah ini akan dibahas bagaimana pengaruh IT khususnya media sosial dikalangan pemuda-pemudi di Indonesia.
1.2  Rumusan Masalah
2.1  Apa yang dimaksud dengan media sosial ?
2.2  Apa ciri-ciri dari media sosial?
2.3  Apa media sosial dikalangan pemuda di Indonesia ?
2.4  Apa dampak positif dari media sosial dikalangan pemuda di Indonesia ?
2.5  Apa dampak negatif dari media sosial dikalangan pemuda di Indonesia ?
2.6  Bagaimana cara pencegahan ketergantungan terhadap media sosial ?
2.7  Bagaimana cara mengatasi dampak buruk dari media sosial bagi kalangan muda di Indonesia ?

1.3  Tujuan Pembelajaran
3.1  Untuk mengetahui dampak positif dan dampak negatif dari media sosial bagi kalangan pemuda di Indonesia
3.2  Untuk mengetahui cara mengatasi dampak buruk dalam penggunaan media sosial.
3.3  Untuk mengetahui cara mencegah ketergantungan terhadap media sosial.
3.4  Untuk lebih membuka pandangan kita sebagai pemuda Indonesia agar lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blogjejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

2.2   Ciri-ciri Media Sosial
Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
·         Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
·         Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
·         Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
·         Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

2.3  Daya Tarik dari Media Sosial

Media sosial tentunya memiliki daya tarik tersendiri sehingga tidak heran banyak yang menggilai media sosial, khususnya kalangan muda di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa daya tarik dari media sosial :
·         Fitur-fitur yang  dapat mengekspresikan diri.
·         Terdapat banyak pengguna dari penjuru dunia, bahkan orang-orang tersebut memberikan respon yang baik.
·         Lebih membuat kita mengenal dunia luar.
·         Kurangnya perhatian dari orang tua sehingga menyebabkan anak kesepian dan mencari kesenangan diluar melalui media sosial, karena banyaknya respon dari orang asing.


2.4  Media Sosial dikalangan Pemuda/Pemudi
Kaum pemuda/pemudi Indonesia saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan pemuda. Hasilnya menunjukkan, kalangan usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.
Penggunaan media sosial di kalangan pemuda/pemudi ini juga menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan media sosial seringkali mengganggu proses belajar pemuda/pemudi, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu adanotification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang pemuda/pemudi yang berkicau berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang pemuda/pemudi yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya di Facebook. Lalu apa yang menyebabkan seorang pemuda/pemudi begitu aktif di jejaring sosial? Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. [3. Setyastuti, Yuanita. 2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor 2, Bulan November 2012] Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.
Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para pemuda/pemudi mengalami kekosongan karena kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam rangka mengembangkan prestise. [4. Soekanto, Soerjono.Sosiologi suatu pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 1990. 371]
Kalangan pemuda/pemudi yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Contohnya saja di Twitter, para pemudia/pemudi menampilkan diri melalui mengunggah avatar yang paling bagus dilihat, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha memperlihatkan eksistensi dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para pemuda/pemudi juga berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter. Begitupun halnya dengan Facebook, para pemuda/pemudi  memposting foto-fotonya yang sedang bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri.
Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para pemuda/pemudi tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu. [5.Rachmah, Amy Julia. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Pembelajaran


2.5   Dampak Positif dari Media Sosial dikalangan pemuda di Indonesia

Beberapa dampak positif jejaring sosial media yaitu:
1.      Media Penyebaran Informasi
Secara Cepat Adanya situs jejaring sosial memberi kemudahan dalam proses penyebaran informasi secara cepat dan tepat sasaran. Hanya dalam hitungan kurang dari 1 menit, informasi bisa diakses secara mudah. Jelas hal ini sangat membantu terutama di era yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini.

2.      Sarana Mengembangkan Keterampilan Sosial
Sosial media bisa juga menjadi wadah mengembangkan keterampilan sosial. Sebagai manusia berinteraksi sosial satu dengan yang lain pun sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Adapun kemampuan ini dapat diasah secara mudah dengan adanya sosial media.

3.      Adanya Kesempatan Memperluas Jaringan Pergaulan
Dengan adanya sosial media, Anda dimungkinkan untuk menjalin komunikasi dengan siapa saja, termasuk dengan orang yang baru dan belum Anda kenal sekalipun. Satu dampak positif ini bisa Anda manfaatkan untuk memperluas jaringan pergaulan sampai seluruh penjuru dunia dan mencoba mengambil manfaat dengan belajar budaya baru, bahasa baru,dan wawasan lainnya

4.      Tempat Promosi yang baik
Sosial media bisa digunakan sebagai tempat promosi suatu hal. Seperti bisnis dalam berjualan, yang memudahkan penjual dalam mendapatkan pembeli, dan mempermudah pembeli dan mendapatkan barang atau sesuatu yang lain yang ingin dibeli.


2.6  Dampak Negatif dari Media Sosial dikalangan Pemuda di Indonesia

Dampak negatif dari jejaring sosial ini adalah pemanfaatan jejaring sosial yang tidak sesuai dengan fungsinya. Berbagai aksi kejahatan dapat terjadi melalui jejaring sosial. Maraknya penipuan melalui media sosial, pencemaran nama baik, pencurian identitas, peredaran narkoba, akses pornografi dan pornoaksi, serta beragam tindak kejahatan lainnya. Selain itu penggunaan jejaring sosial yang tidak sesuai dengan umur juga memberikan dampak terhadap mental masyarakat, khususnya anak-anak. Anak-anak yang terlalu cepat mengakses jejaring sosial dan kurang mendapat pembinaan dari guru ataupun orangtua akan membuat anak tersebut cenderung anti sosial. Anak tersebut akan lebih senang bersosial melalui jejaring sosial ketimbang melalui aktivitas pertemanan di dunia nyata. Selain itu anak yang mudah mengakses jejaring sosial akan lebih rawan terkena aktivitas kejahatan di dunia maya seperti mengakses situs pornografi, pencurian anak, dan lainnya.

            Dalam aktivitas gerakan sosial, penggunaan jejaring sosial juga memberikan dampak negatif. Masyarakat lebih berani berkomentar di media sosial, namun tapi tidak berani mempertanggungjawabkan pendapatnya di dunia nyata. Tidak jarang jejaring sosial digunakan untuk mencemarkan nama baik individu maupun institusi. Beberapa pelaku terorisme juga mengaku belajar merakit bom melalui jejaring sosial. Gerakan-gerakan primordial, anti SARA juga berkembang melalui jejaring sosial. Banyak situs dan akun-akun dunia maya yang menghina suku, agama, ataupun golongan lainnya. Apabila tidak ada hukum yang mengatur pemanfaatan media teknologi informasi ini, dikuatirkan hal ini akan membawa dampak negatif terhadap masyarakat bahkan mengganggu keamanan, ketertiban, dan kedamaian di tengah masyarakat.

            Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dari penyalahgunaan teknologi informasi, termasuk jejaring sosial, pemerintah mengeluarkan UU No. 11 Tahun 2008 yang berisikan tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Terdapat sanksi baik pidana maupun uang terhadap berbagai pelanggaran yang ditimbulkan dari penyalahgunakan teknologi informasi ini. Sudah terdapat beberapa tindak pidana yang ditujukan kepada pelanggar UU No. 18 Tahun 2008. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan dapat menjadi batasan bagi masyarakat yang bebas memanfaatkan jejaring sosial ini.

            Namun, selain lewat pendekatan peraturan untuk menangani penyalahgunaan jejaring sosial, pemerintah dan berbagai lembaga masyarakat perlu melakukan pelatihan dan lokakarya bagi masyarakat sebagai langkah pencegahan, mulai dari tingkat anak-anak, remaja/pemuda, hingga orang tua. Dengan ini, masyarakat akan mengerti bagaimana menggunakan teknologi informasi dan jejaring sosial yang baik dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan adanya pendidikan ini, harapannya jejaring sosial dapat mendukung terjadinya perubahan sosial yang positif dalam masyarakat sehingga dapat lebih cepat mencapai pembangunan yang dicita-citakan.


Meski sosial media sangat seru untuk diikuti, namun di balik itu terdapat dampak negatif bagi kesehatan dan juga kecantikan kulit. Berikut ini beberapa dampak buruk sosial media, seperti dikutip Cosmopolitan Amerika.

1.      Penuaan Dini
Di era media sosial saat ini membuat orang betah menatap layar ponsel, tablet atau laptop. Tanpa disadari, dahi mengernyit ketika sedang menatap layar. Sikap tersebutlah yang memicu kerutan di sekitar tahi dan kulit mata. "Untuk meminimalisir efek buruk pada kulit, istirahatkan diri dan gunakan krim mata," ujar Dr. Josie Howard, M.D, psikoterpais di San Francisco. 

2.      Selfie Memberikan Dampak Negatif untuk Psikis
            Selfie atau memotret diri sendiri lewat kamera ponsel kemudian diposting di sosial media belakangan tengah menjadi tren. Meski begitu, selfie memberikan dampak positif dan negatif. Untuk banyak wanita, mereka menunjukkan sisi empowerment karena percaya diri menunjukkan ekspresi diri. Namun, bagi sebagian wanita, selfie membuat kecemburuan, timbulnya rasa iri dengan penampilan orang lain.

3.      Jerawat
            Ponsel menyimpan ribuan, bahkan jutaan bakteri yang berasal dari tangan kita sendiri. Saat tangan menyentuh tombol atau layar ponsel, berbagai kotoran, minyak atau bakteri dapat berpindah dari tangan ke ponsel. Ponsel yang telah terkena kotoran dan bakteri kemudian menempel di wajah saat Anda berbicara di telepon. Hasilnya, jerawat dan komedo pun bermunculan karena kotoran yang menyumbat pori.

4.      Sulit Tidur
Melihat ponsel, tablet, komputer atau apapun yang menimbulkan cahaya sebelum tidur akan berdampak pada gangguan tidur. Ketika kamar sudah gelap dan masih menatap layar ponsel, maka mata bisa mengalami gangguan. Selain itu, otak dipaksa bekerja dan akan sulit untuknya mendapatkan relaksasi.
5.      Dapat Mengganggu Kesehatan
Sosial media dapat mengganggu kesehatan jika penggunaannya sampai kecanduan. Tidak sedikit penikmat sosial media kecanduan, sehingga tanpa sadar terlalu lama menghabiskan waktu di depan gadget dan menjadi pasif bergerak. Kondisi ini jelas bisa mengganggu kesehatan fisik bila terus berlanjut.

6.      Kejahatan Dunia Maya
Kemudahan mengakses data pribadi melalui sosial media juga mendukung perkembangan kejahatan di dunia maya. Kejahatan di dunia maya ini pun cukup beragam mulai dari spamming, cracking, hacking, hingga carding

7.      Isolasi Publik
Dampak yang paling menakutkan dari adanya kemudahan akses sosial media adalah isolasi publik. Tidak sedikit pengguna sosial media yang lebih senang aktif di dunia maya dan malah mengisolasi diri dari kehidupan yang nyata. Sosial media pun seolah mendekatkan yang jauh, tetapi malah menjauhkan yang dekat.

2.7   Cara pencegahan ketergantungan terhadap Media Sosial

1.      Membiasakan diri untuk tidak menggunakan hp secara terus-menerus
2.      Membagi waktu dalam aktivitas sehari-hari yang tidak membiasakan diri kita memegang handphone dalam waktu yang lama.
3.      Lebih membaca buku
4.      Tidak membiasakan diri aktif mengakses internet
5.      Membiasakan diri lebih memanfaatkan waktu bersama orang tua, teman, dan oran yang kita sayangi.


2.8   Cara mengatasi dampak buruk dari Media Sosial bagi kalangan muda di Indonesia

Dampak negatif tersebut memang terdengar mengerikan. Namun, anda dapat mencegah dampak buruk itu terjadi dengan beberapa cara seperti berikut ini.

1.      Mengatur Setelan Privasi
Banyak orang yang tanpa sadar membiarkan seluruh informasinya terbuka untuk umum, bahkan orang yang tidak menjadi ‘teman’ di akun media sosialnya. Hal ini yang dapat menimbulkan damak negatif karena orang menjadi leluasa membuka, melihat hingga menyimpan segala jenis informasi dan media di akun kita. Ubahlah setelan privasi anda yang dapat atur sesuka anda, baik itu hanya dapat diakses oleh teman atau yang lainnya 
2.      Kata Sandi yang sulit ditebak
Saat mendaftar di sebuah sosial media, kita diminta untuk membuat kata sandi. Terkadang kita membuat kata sandi yang sangat mudah diingat oleh kita, dimana sayangnya kata sandi ini bisa saja dengan mudahnya ditebak oleh orang lain. Untuk amannya, pilihkan kata sandi yang orang lain tidak mudah menebaknya namun juga tidak terlalu rumit untuk anda. Anda dapat membuat kata sandi dari nama barang kesayangan anda, nama kecil anda, hingga percampuran huruf, angka dan tanda baca.

3.      Log Out, Please!
Banyak akun sosial media yang sangat mudah diambil alih orang lain karena kesalahan kecil: lupa log out. Keluar dari akun kita setelah menggunakan sosial media sangat disarankan terlebih jika kita menggunakan perangkat elektronik milik umum seperti di warnet maupun ruangan komputer.

4.      Waspada terhadap Orang Asing
Sebagian besar penipuan lewat sosial media terjadi karena seseorang mudah sekali percaya dengan orang yang baru dikenalnya. Pahamilah bahwa di sosial media orang bebas ‘jujur’ atau ‘berbohong’ atas akun yang dimilikinya, berikut informasi dan foto yang tertera.

  

BAB III

                                                               PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Kecintaan pemuda/pemudi Indonesia terhadap media sosial sudah tidak dapat dipungkiri lagi, hal-hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya seperti, kurangnya perhatian atau kebersamaan dalam keluarga, yaitu antara orang tua dan anak yang menyebabkan anak merasa kesepian (dalam hal ini peran keluarga juga sangat dibutuhkan). Media sosial awalnya dibuat untuk hal-hal positif, namun kadang tidak sedikit pihak yang memanfaatkannya sebagai media untuk melakukan kejahatan, sehingga tidak sedikit orang yang menjadi korban. Namun, meskipun banyak yang telah menjadi korban, penggemar media sosial tidak berkurang, salah satunya disebabkan selalu ada media sosial dengan inovasi-inovasi yang baru yang dapat membuat pengguna merasa senang dan diterima. Seberapa besar upaya dari pihak-pihak berwajib untuk memberantas hal-hal negatif dari media sosial, tidak akan pernah habisnya jika tidak adanya kesadaran pada diri kita sendiri.


3.2  Saran
1.      Buatlah keluarga sebagai tempat yang paling aman, nyaman, dan menyenangkan. Jagalah hubungan antara anggota keluarga, sehingga kita tidak perlu mencari perhatian atau kasih saying dari luar.
2.      Sebaiknya bertemanlah hanya dengan orang-orang yang memang anda kenal secara pribadi dan jangan mudah diajak bertemu atau melakukan bisnis dengan orang yang baru anda kenal.
3.      Pandailah dalam menggunakan media sosial, ada hal yang dapat kita buka di media sosial, dan ada hal yang tidak bisa kita buka dimedia sosial (privasi).
4.      Apabila tidak terlalu membutuhkan media sosial tertentu, sebaiknya tidak perlu digunakan, untuk mencegah menjadi seorang yang kecanduan terhadap media sosial.
5.      Tanamkan hal-hal positif sejak kecil kepada adik, keponakkan, atau saudara lainnya agar tidak mudah kecanduan dengan internet.
6.      Selalu mempunyai kesadaraan diri sendiri dan tetap waspada.




DAFTAR PUSTAKA

5.       www.vicaraveritas.com
6.       Saswinadi Sasmojo, Sains, Teknologi, Masyarakat, dan Pembangunan, Bandung, Program Pascasarjana Studi Pembangunan ITB, 2004.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar