MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“Media Sosial
diKalangan Pemuda/Pemudi di Indonesia”
Disusun
Oleh :
NAMA : Angela Tesalonika Christy
NPM : 10315757
KELAS : 1TA07
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Media Sosial diKalangan Pemuda/Pemudi di Indonesia”
dengan tepat waktu.
Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang pengaruh IT khususnya Media Sosial yang
semakin hari semakin digilai dikalangan pemuda/pemudi di Indonesia. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 14 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Kata
Pengantar.........…………………………………………………………………….. 2
2. Daftar Isi……...…………………………………………………………………………. 3
3. BAB I
Pendahuluan ………….....……………………………………………………….. 4
1.1 Latar
Belakang ……..……………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah
…………………………………………………..………. 5
1.3 Tujuan
Pembelajaran ………………………………...…………………….…5
4. BAB II
Pembahasan ……………………………………......…………………………... 6
2.1 Pengertian Media Sosial………………………....…………………………... 6
2.2 Ciri-ciri Media Sosial ……………….………………………………….……
6
2.3 Daya Tarik dari
Media Sosial…………………………….......……………….6
2.4 Media Sosial
dikalangan generasi muda Indonesia ………........……….6
2.5
Dampak Positif dari Media Sosial
bagi generasi muda di Indonesia…….8
2.6
Dampak negative dari Media Sosial
bagi generasi muda di Indonesia.…9
2.7
Cara Mencegah ketergantungan
terhadap media sosial……..…....11
2.8
Mengatasi dampak buruk dari media sosial...…………….11
5.
BAB III Penutup …………………………………...……………………………………13
3.1 Kesimpulan ………………..………………………………………………...13
3.2 Saran ……........……………………………………………………………..13
6.
Daftar Pustaka ……….…………....…………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi.
Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat
berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri
bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang.
Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu
pula sebaliknya.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalanganpemuda/pemudi, media
sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial,
bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling
sering digunakan oleh kalangan pemuda/pemudi antara lain; Facebook, Twitter,
Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger.
Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik
banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan
banyak kemudahan yang membuat para pemuda/pemudi betah berlama-lama berselancar
di dunia maya.
Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang
seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti
televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang
banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa
mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat
dilakukan sendiri dengan mudah.
Para
pengguna media sosial pun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan
pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya
media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Oleh
sebab itu, pada makalah ini akan dibahas bagaimana pengaruh IT khususnya media sosial
dikalangan pemuda-pemudi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Apa
yang dimaksud dengan media sosial ?
2.2
Apa
ciri-ciri dari
media sosial?
2.3 Apa media sosial dikalangan pemuda di Indonesia ?
2.4 Apa dampak positif dari media sosial dikalangan pemuda
di Indonesia ?
2.5 Apa dampak negatif dari media sosial dikalangan pemuda
di Indonesia ?
2.6 Bagaimana cara pencegahan ketergantungan terhadap
media sosial ?
2.7 Bagaimana cara mengatasi dampak buruk dari media sosial
bagi kalangan muda di Indonesia ?
1.3 Tujuan Pembelajaran
3.1 Untuk
mengetahui dampak positif dan dampak negatif
dari media sosial bagi kalangan pemuda di Indonesia
3.2 Untuk
mengetahui cara mengatasi dampak buruk dalam
penggunaan media sosial.
3.3 Untuk mengetahui cara mencegah ketergantungan terhadap
media sosial.
3.4 Untuk
lebih membuka pandangan kita sebagai
pemuda Indonesia agar lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
2.2 Ciri-ciri Media
Sosial
Media sosial mempunyai ciri - ciri
sebagai berikut :
·
Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun
bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
·
Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
·
Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media
lainnya
·
Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
2.3 Daya Tarik dari Media Sosial
Media sosial tentunya memiliki daya
tarik tersendiri sehingga tidak heran banyak yang menggilai media sosial,
khususnya kalangan muda di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa daya tarik
dari media sosial :
·
Fitur-fitur yang dapat
mengekspresikan diri.
·
Terdapat banyak pengguna dari penjuru dunia, bahkan orang-orang tersebut
memberikan respon yang baik.
·
Lebih membuat kita mengenal dunia luar.
·
Kurangnya perhatian dari orang tua sehingga menyebabkan anak kesepian
dan mencari kesenangan diluar melalui media sosial, karena banyaknya respon
dari orang asing.
2.4 Media Sosial dikalangan
Pemuda/Pemudi
Kaum pemuda/pemudi Indonesia saat ini sangat
ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan
dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti.
Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan
riset mengenai penggunaan internet di kalangan pemuda. Hasilnya menunjukkan,
kalangan usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak
64%.
Penggunaan media sosial di kalangan pemuda/pemudi ini juga
menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan media sosial seringkali mengganggu
proses belajar pemuda/pemudi, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu adanotification chatting dari teman yang akhirnya dapat
mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang pemuda/pemudi yang berkicau
berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit
pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada
beberapa kasus seorang pemuda/pemudi yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya
yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya di Facebook. Lalu apa
yang menyebabkan seorang pemuda/pemudi begitu aktif di jejaring sosial? Dalam
sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. [3. Setyastuti, Yuanita.
2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks
Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor
2, Bulan November 2012] Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif
di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai
pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan
fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.
Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para
pemuda/pemudi mengalami kekosongan karena kebutuhan akan bimbingan orangtua
tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami
disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut
disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama
sekali untuk memperhatikan dan mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga
yang mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan
urusan-urusan di luar rumah dalam rangka mengembangkan prestise. [4. Soekanto, Soerjono.Sosiologi suatu pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka,
1990. 371]
Kalangan pemuda/pemudi yang menjadi hiperaktif di media sosial ini
juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan
gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka
dianggap lebih populer di lingkungannya. Contohnya saja di Twitter, para pemudia/pemudi
menampilkan diri melalui mengunggah avatar yang paling bagus dilihat, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya
dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha
memperlihatkan eksistensi dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para
pemuda/pemudi juga berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter. Begitupun
halnya dengan Facebook, para pemuda/pemudi
memposting foto-fotonya yang sedang
bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia
dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial
sebagai media presentasi diri.
Namun
apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka
yang sebenarnya. Ketika para pemuda/pemudi
tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan,
tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia
sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah
ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri
yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam
sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana
seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu. [5.Rachmah, Amy Julia.
2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Pembelajaran
2.5 Dampak Positif dari Media Sosial dikalangan pemuda di
Indonesia
Beberapa dampak
positif jejaring sosial media yaitu:
1.
Media Penyebaran
Informasi
Secara Cepat
Adanya situs jejaring sosial memberi kemudahan dalam proses penyebaran
informasi secara cepat dan tepat sasaran. Hanya dalam hitungan kurang dari 1
menit, informasi bisa diakses secara mudah. Jelas hal ini sangat membantu
terutama di era yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini.
2.
Sarana Mengembangkan
Keterampilan Sosial
Sosial media
bisa juga menjadi wadah mengembangkan keterampilan sosial. Sebagai manusia
berinteraksi sosial satu dengan yang lain pun sudah menjadi kebutuhan
tersendiri. Adapun kemampuan ini dapat diasah secara mudah dengan adanya sosial
media.
3.
Adanya Kesempatan
Memperluas Jaringan Pergaulan
Dengan adanya
sosial media, Anda dimungkinkan untuk menjalin komunikasi dengan siapa saja,
termasuk dengan orang yang baru dan belum Anda kenal sekalipun. Satu dampak
positif ini bisa Anda manfaatkan untuk memperluas jaringan pergaulan sampai
seluruh penjuru dunia dan mencoba mengambil manfaat dengan belajar budaya baru,
bahasa baru,dan wawasan lainnya
4.
Tempat
Promosi yang baik
Sosial media bisa digunakan sebagai tempat promosi suatu hal. Seperti
bisnis dalam berjualan, yang memudahkan penjual dalam mendapatkan pembeli, dan
mempermudah pembeli dan mendapatkan barang atau sesuatu yang lain yang ingin
dibeli.
2.6 Dampak Negatif dari Media Sosial dikalangan
Pemuda di Indonesia
Dampak negatif dari jejaring sosial
ini adalah pemanfaatan jejaring sosial yang tidak sesuai dengan fungsinya.
Berbagai aksi kejahatan dapat terjadi melalui jejaring sosial. Maraknya
penipuan melalui media sosial, pencemaran nama baik, pencurian identitas,
peredaran narkoba, akses pornografi dan pornoaksi, serta beragam tindak
kejahatan lainnya. Selain itu penggunaan jejaring sosial yang tidak sesuai
dengan umur juga memberikan dampak terhadap mental masyarakat, khususnya
anak-anak. Anak-anak yang terlalu cepat mengakses jejaring sosial dan kurang
mendapat pembinaan dari guru ataupun orangtua akan membuat anak tersebut
cenderung anti sosial. Anak tersebut akan lebih senang bersosial melalui
jejaring sosial ketimbang melalui aktivitas pertemanan di dunia nyata. Selain
itu anak yang mudah mengakses jejaring sosial akan lebih rawan terkena
aktivitas kejahatan di dunia maya seperti mengakses situs pornografi, pencurian
anak, dan lainnya.
Dalam aktivitas gerakan sosial, penggunaan jejaring sosial juga memberikan dampak negatif. Masyarakat lebih berani berkomentar di media sosial, namun tapi tidak berani mempertanggungjawabkan pendapatnya di dunia nyata. Tidak jarang jejaring sosial digunakan untuk mencemarkan nama baik individu maupun institusi. Beberapa pelaku terorisme juga mengaku belajar merakit bom melalui jejaring sosial. Gerakan-gerakan primordial, anti SARA juga berkembang melalui jejaring sosial. Banyak situs dan akun-akun dunia maya yang menghina suku, agama, ataupun golongan lainnya. Apabila tidak ada hukum yang mengatur pemanfaatan media teknologi informasi ini, dikuatirkan hal ini akan membawa dampak negatif terhadap masyarakat bahkan mengganggu keamanan, ketertiban, dan kedamaian di tengah masyarakat.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dari penyalahgunaan teknologi informasi, termasuk jejaring sosial, pemerintah mengeluarkan UU No. 11 Tahun 2008 yang berisikan tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Terdapat sanksi baik pidana maupun uang terhadap berbagai pelanggaran yang ditimbulkan dari penyalahgunakan teknologi informasi ini. Sudah terdapat beberapa tindak pidana yang ditujukan kepada pelanggar UU No. 18 Tahun 2008. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan dapat menjadi batasan bagi masyarakat yang bebas memanfaatkan jejaring sosial ini.
Namun, selain lewat pendekatan peraturan untuk menangani penyalahgunaan jejaring sosial, pemerintah dan berbagai lembaga masyarakat perlu melakukan pelatihan dan lokakarya bagi masyarakat sebagai langkah pencegahan, mulai dari tingkat anak-anak, remaja/pemuda, hingga orang tua. Dengan ini, masyarakat akan mengerti bagaimana menggunakan teknologi informasi dan jejaring sosial yang baik dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan adanya pendidikan ini, harapannya jejaring sosial dapat mendukung terjadinya perubahan sosial yang positif dalam masyarakat sehingga dapat lebih cepat mencapai pembangunan yang dicita-citakan.
Dalam aktivitas gerakan sosial, penggunaan jejaring sosial juga memberikan dampak negatif. Masyarakat lebih berani berkomentar di media sosial, namun tapi tidak berani mempertanggungjawabkan pendapatnya di dunia nyata. Tidak jarang jejaring sosial digunakan untuk mencemarkan nama baik individu maupun institusi. Beberapa pelaku terorisme juga mengaku belajar merakit bom melalui jejaring sosial. Gerakan-gerakan primordial, anti SARA juga berkembang melalui jejaring sosial. Banyak situs dan akun-akun dunia maya yang menghina suku, agama, ataupun golongan lainnya. Apabila tidak ada hukum yang mengatur pemanfaatan media teknologi informasi ini, dikuatirkan hal ini akan membawa dampak negatif terhadap masyarakat bahkan mengganggu keamanan, ketertiban, dan kedamaian di tengah masyarakat.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dari penyalahgunaan teknologi informasi, termasuk jejaring sosial, pemerintah mengeluarkan UU No. 11 Tahun 2008 yang berisikan tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Terdapat sanksi baik pidana maupun uang terhadap berbagai pelanggaran yang ditimbulkan dari penyalahgunakan teknologi informasi ini. Sudah terdapat beberapa tindak pidana yang ditujukan kepada pelanggar UU No. 18 Tahun 2008. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan dapat menjadi batasan bagi masyarakat yang bebas memanfaatkan jejaring sosial ini.
Namun, selain lewat pendekatan peraturan untuk menangani penyalahgunaan jejaring sosial, pemerintah dan berbagai lembaga masyarakat perlu melakukan pelatihan dan lokakarya bagi masyarakat sebagai langkah pencegahan, mulai dari tingkat anak-anak, remaja/pemuda, hingga orang tua. Dengan ini, masyarakat akan mengerti bagaimana menggunakan teknologi informasi dan jejaring sosial yang baik dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan adanya pendidikan ini, harapannya jejaring sosial dapat mendukung terjadinya perubahan sosial yang positif dalam masyarakat sehingga dapat lebih cepat mencapai pembangunan yang dicita-citakan.
Meski sosial media
sangat seru untuk diikuti, namun di balik itu terdapat dampak negatif bagi
kesehatan dan juga kecantikan kulit. Berikut ini beberapa dampak buruk sosial
media, seperti dikutip Cosmopolitan Amerika.
1.
Penuaan Dini
Di era media sosial
saat ini membuat orang betah menatap layar ponsel, tablet atau laptop. Tanpa
disadari, dahi mengernyit ketika sedang menatap layar. Sikap tersebutlah yang
memicu kerutan di sekitar tahi dan kulit mata. "Untuk meminimalisir efek
buruk pada kulit, istirahatkan diri dan gunakan krim mata," ujar Dr. Josie
Howard, M.D, psikoterpais di San Francisco.
2.
Selfie Memberikan Dampak Negatif
untuk Psikis
Selfie atau memotret diri sendiri lewat kamera ponsel kemudian diposting di sosial media belakangan tengah menjadi tren. Meski begitu, selfie memberikan dampak positif dan negatif. Untuk banyak wanita, mereka menunjukkan sisi empowerment karena percaya diri menunjukkan ekspresi diri. Namun, bagi sebagian wanita, selfie membuat kecemburuan, timbulnya rasa iri dengan penampilan orang lain.
Selfie atau memotret diri sendiri lewat kamera ponsel kemudian diposting di sosial media belakangan tengah menjadi tren. Meski begitu, selfie memberikan dampak positif dan negatif. Untuk banyak wanita, mereka menunjukkan sisi empowerment karena percaya diri menunjukkan ekspresi diri. Namun, bagi sebagian wanita, selfie membuat kecemburuan, timbulnya rasa iri dengan penampilan orang lain.
3.
Jerawat
Ponsel menyimpan ribuan, bahkan jutaan bakteri yang berasal dari tangan kita sendiri. Saat tangan menyentuh tombol atau layar ponsel, berbagai kotoran, minyak atau bakteri dapat berpindah dari tangan ke ponsel. Ponsel yang telah terkena kotoran dan bakteri kemudian menempel di wajah saat Anda berbicara di telepon. Hasilnya, jerawat dan komedo pun bermunculan karena kotoran yang menyumbat pori.
Ponsel menyimpan ribuan, bahkan jutaan bakteri yang berasal dari tangan kita sendiri. Saat tangan menyentuh tombol atau layar ponsel, berbagai kotoran, minyak atau bakteri dapat berpindah dari tangan ke ponsel. Ponsel yang telah terkena kotoran dan bakteri kemudian menempel di wajah saat Anda berbicara di telepon. Hasilnya, jerawat dan komedo pun bermunculan karena kotoran yang menyumbat pori.
4.
Sulit Tidur
Melihat ponsel,
tablet, komputer atau apapun yang menimbulkan cahaya sebelum tidur akan
berdampak pada gangguan tidur. Ketika kamar sudah gelap dan masih menatap layar
ponsel, maka mata bisa mengalami gangguan. Selain itu, otak dipaksa bekerja dan
akan sulit untuknya mendapatkan relaksasi.
5. Dapat Mengganggu Kesehatan
Sosial media dapat mengganggu kesehatan jika penggunaannya
sampai kecanduan. Tidak sedikit penikmat sosial media kecanduan, sehingga tanpa
sadar terlalu lama menghabiskan waktu di depan gadget dan menjadi pasif
bergerak. Kondisi ini jelas bisa mengganggu kesehatan fisik bila terus
berlanjut.
6. Kejahatan Dunia Maya
Kemudahan mengakses data pribadi melalui sosial media juga
mendukung perkembangan kejahatan di dunia maya. Kejahatan di dunia maya ini pun
cukup beragam mulai dari spamming, cracking, hacking, hingga carding
7. Isolasi Publik
Dampak yang paling menakutkan dari adanya kemudahan akses sosial
media adalah isolasi publik. Tidak sedikit pengguna sosial media yang lebih
senang aktif di dunia maya dan malah mengisolasi diri dari kehidupan yang
nyata. Sosial media pun seolah mendekatkan yang jauh, tetapi malah menjauhkan
yang dekat.
2.7 Cara pencegahan ketergantungan terhadap Media Sosial
1.
Membiasakan diri untuk tidak menggunakan hp secara terus-menerus
2.
Membagi waktu dalam aktivitas sehari-hari yang tidak membiasakan diri
kita memegang handphone dalam waktu yang lama.
3.
Lebih membaca buku
4.
Tidak membiasakan diri aktif mengakses internet
5.
Membiasakan diri lebih memanfaatkan waktu bersama orang tua, teman, dan
oran yang kita sayangi.
2.8 Cara mengatasi dampak buruk dari Media Sosial bagi
kalangan muda di Indonesia
Dampak
negatif tersebut memang terdengar mengerikan. Namun, anda dapat mencegah dampak
buruk itu terjadi dengan beberapa cara seperti berikut ini.
1.
Mengatur Setelan Privasi
Banyak orang
yang tanpa sadar membiarkan seluruh informasinya terbuka untuk umum, bahkan
orang yang tidak menjadi ‘teman’ di akun media sosialnya. Hal ini yang dapat menimbulkan damak negatif karena orang menjadi
leluasa membuka, melihat hingga menyimpan segala jenis informasi dan media di
akun kita. Ubahlah setelan privasi anda yang dapat atur sesuka anda, baik itu
hanya dapat diakses oleh teman atau yang lainnya
2. Kata Sandi yang sulit ditebak
Saat mendaftar di sebuah sosial media, kita diminta untuk
membuat kata sandi. Terkadang kita membuat kata sandi yang sangat mudah diingat
oleh kita, dimana sayangnya kata sandi ini bisa saja dengan mudahnya ditebak
oleh orang lain. Untuk amannya,
pilihkan kata sandi yang orang lain tidak mudah menebaknya namun juga tidak
terlalu rumit untuk anda. Anda dapat membuat kata sandi dari nama barang
kesayangan anda, nama kecil anda, hingga percampuran huruf, angka dan tanda
baca.
3.
Log Out, Please!
Banyak akun sosial media yang sangat mudah diambil alih
orang lain karena kesalahan kecil: lupa log out. Keluar dari akun kita
setelah menggunakan sosial media sangat disarankan terlebih jika kita
menggunakan perangkat elektronik milik umum seperti di warnet maupun ruangan
komputer.
4. Waspada terhadap Orang Asing
Sebagian besar penipuan lewat sosial media terjadi karena
seseorang mudah sekali percaya dengan orang yang baru dikenalnya. Pahamilah
bahwa di sosial media orang bebas ‘jujur’ atau ‘berbohong’ atas akun yang
dimilikinya, berikut informasi dan foto yang tertera.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecintaan pemuda/pemudi Indonesia
terhadap media sosial sudah tidak dapat dipungkiri lagi, hal-hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya seperti, kurangnya perhatian
atau kebersamaan dalam keluarga, yaitu antara orang tua dan anak yang menyebabkan
anak merasa kesepian (dalam hal ini peran keluarga juga sangat dibutuhkan).
Media sosial awalnya dibuat untuk hal-hal positif, namun kadang tidak sedikit
pihak yang memanfaatkannya sebagai media untuk melakukan kejahatan, sehingga
tidak sedikit orang yang menjadi korban. Namun, meskipun banyak yang telah
menjadi korban, penggemar media sosial tidak berkurang, salah satunya
disebabkan selalu ada media sosial dengan inovasi-inovasi yang baru yang dapat
membuat pengguna merasa senang dan diterima. Seberapa besar upaya dari pihak-pihak
berwajib untuk memberantas hal-hal negatif dari media sosial, tidak akan pernah
habisnya jika tidak adanya kesadaran pada diri kita sendiri.
3.2 Saran
1. Buatlah
keluarga sebagai tempat yang paling aman, nyaman, dan menyenangkan. Jagalah
hubungan antara anggota keluarga, sehingga kita tidak perlu mencari perhatian
atau kasih saying dari luar.
2. Sebaiknya
bertemanlah hanya dengan orang-orang yang memang anda kenal secara pribadi dan
jangan mudah diajak bertemu atau melakukan bisnis dengan orang yang baru anda
kenal.
3. Pandailah
dalam menggunakan media sosial, ada hal yang dapat kita buka di media sosial,
dan ada hal yang tidak bisa kita buka dimedia sosial (privasi).
4. Apabila
tidak terlalu membutuhkan media sosial tertentu, sebaiknya tidak perlu
digunakan, untuk mencegah menjadi seorang yang kecanduan terhadap media sosial.
5. Tanamkan
hal-hal positif sejak kecil kepada adik, keponakkan, atau saudara lainnya agar
tidak mudah kecanduan dengan internet.
6. Selalu mempunyai
kesadaraan diri sendiri dan tetap waspada.
DAFTAR PUSTAKA
6.
Saswinadi Sasmojo, Sains, Teknologi, Masyarakat, dan Pembangunan,
Bandung, Program Pascasarjana Studi Pembangunan ITB, 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar